Informasi Aktivitas SM3T LPTK UNIMA

var showPostDate_g = true, showComm_g = true, slideOpenNewTab = true, idMode = true, slidebyLabels = true, slideLabelName = "Tentang SM3T", pBlank = "http://www.unesa.ac.id/bank/images/SM-3T.gif", text = "Komentar", numposts_g = 7, numchars_g = 100, showText = "Menampilkan", postText = "Posting", tinyprevNav = "<", tinynextNav = ">", home_page = "http://portalsm3t.blogspot.com/"; function showgal(z) { document.write('
    '); var j = 0, imgr = 0, img = new Array(); for (var o = 0; o < numposts_g; o++) { var w = z.feed.entry[o]; var g = w.title.$t; var f; var p; if (o == z.feed.entry.length) { break } for (var l = 0; l < w.link.length; l++) { if (w.link[l].rel == "alternate") { p = w.link[l].href; break } } for (var l = 0; l < w.link.length; l++) { if (w.link[l].rel == "replies" && w.link[l].type == "text/html") { f = w.link[l].title.split(" ")[0]; break } } if ("content" in w) { var r = w.content.$t } else { if ("summary" in w) { var r = w.summary.$t } else { var r = "" } } postdate = w.published.$t; if (j > imgr.length - 1) { j = 0 } img[o] = imgr[j]; s = r; a = s.indexOf(']*>/g; r = r.replace(re, ""); if (r.length > numchars_g) { r = r.substring(0, numchars_g) + '...' } var cmtext = (showComm_g) ? '' + f + ' ' + text + '' : ''; var q = [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12]; if (idMode) { var x = ["Januari", "Februari", "Maret", "April", "Mei", "Juni", "Juli", "Agustus", "September", "Oktober", "November", "Desember"] } else { var x = ["January", "February", "March", "April", "May", "June", "July", "August", "Sep", "October", "November", "December"] } var u = postdate.split("-")[2].substring(0, 2); var h = postdate.split("-")[1]; var t = postdate.split("-")[0]; for (var e = 0; e < q.length; e++) { if (parseInt(h) == q[e]) { h = x[e]; break } } var n = (showPostDate_g) ? '' + u + ' ' + h + ' ' + t + '' : ''; if (slideOpenNewTab) { document.write('
  • ' + g + '

    ' + r + '

    ' + n + cmtext + '
  • ') } else { document.write('
  • ' + g + '

    ' + r + '

    ' + n + cmtext + '
  • ') } j++ } document.write('
' + showText + ' ' + numposts_g + ' ' + postText + '
') } if (slidebyLabels) { document.write('

Jumat, 15 Juni 2012

Latar Belakang SM3T


Indonesia adalah Negara kesatuan yang mendapat julukan Negara Maritim. Hal ini disebabkan luas perairan Negara kita jauh lebih besar dibandingkan dengan luas daratan Indonesia yakni 1,9 juta km2, maka perbandingan luas daratan terhadap luas perairan adalah 1:4. Dapat di ketahui bahwa keanekaragaman budaya dan tradisi merupakan aset yang patut di jaga oleh Negara kita dan rasa bela negara harus di tanamkan pada setiap warga dimanapun dia di lahirkan. Dengan adanya suku budaya tradisi serta kekayaan alam yang begitu melimpah sangatlah di sayangkan jika kita mulai menghilangkan bahkan merusak hanya karna pola tingkat pendidikan yang di miliki begitu rendah.
Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografis yang strategis dan kaya akan sumber daya alam. Sementara itu, kelemahan terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan tana air. 
          Dalam penyelenggaraan sistem kenegaraan Indonesia selalu bersumber dari landasan pancasila dan UUD 1945. Namun, pelaksanaan sistem kenegaraan Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Baik regional maupun internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memerlukan prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang berpijak pada perwujudan wilayah Nusantara. Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional yang merupakan tujuan bangsa yang bersangkutan untuk menuju ke masa depan. Namu beberapa wilayah peyelenggaraan pendidikan  masih terdapat berbagai  permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).
Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah 3T antara   lain   adalah   permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah (Shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under  qualification), kurang  kompeten  (low  competencies), serta   ketidaksesuaian   antara   kualifikasi   pendidikan   dengan bidang  yang  diampu  (mismatched).  Permasalahan  lain  dalam penyelenggaraan pendidikan adalah angka putus sekolah juga masih relatif tinggi, sementara angka partisipasi sekolah masih rendah.
          Sebagai bagian  dari  Negara  Kesatuan   Republik  Indonesia peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, utamanya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut,  agar  daerah  3T dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan Nasional, mengingat daerah   3T   memiliki   peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan  keutuhan  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia.
          Kebijakan  Kementerian   Pendidikan   Nasional   dalam   rangka percepatan   pembangunan pendidikan di daerah 3T, adalah Program Maju Bersama  Mencerdaskan Indonesia. Program ini meliputi (1)  Program   Pendidikan   Profesi   Guru   Terintegrasi dengan  Kewenangan  Tambahan  (PPGT),  (2)  Program  Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T), (3) Program Kuliah Kerja Nyata di Daerah 3T-dan PPGT (KKN-3T PPGT), (4) Program Program Pendidikan Profesi Guru          Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif), (5) Program S-1 Kependidikan dengan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT). Program-program tersebut merupakan  jawaban untuk  mengatasi berbagai  permasalahan pendidikan di daerah 3T.
Program SM-3T sebagai salah satu  Program  Maju  Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada    para  Sarjana Pendidikan yang belum  bertugas  sebagai guru, untuk ditugaskan selama satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan  untuk  membantu  mengatasi  kekurangan  guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan   memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki  jiwa  untuk  mencerdaskan  anak  bangsa,  agar  dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar